Menganalisisnovel ronggeng dukuh paruk dengan cara memakai pendekatan struktural berguna untuk memudahkan pembaca dalam hal mencari unsur instrinsik dan ekstrinsik dalam novel tersebut. Novel ini saya unggah memaluli situs internet, berisi 64 halaman. Untuk memaknai isi keseluruhan novel tersebut, berikut analisis strukturalnya.
Unsur intrinsik ronggeng dukuh paruk. Unsur intrinsik adalah sebuah unsur utama yang membangun utuhnya sebuah novel diantaranya yang terdiri dari tema, alur, latar, tokoh, penokohan, sudut pandang, gaya cerita, dan setiap karya tulis atu buku tulisan sastra seperti novel pasti ada unsur intrinsik dan ekstrinsik yang terkandung di dalamnya yang di tulis oleh pengarangnya. Misalnya Novel Ronggeng Dukuh Paruk yang memiliki cerita Dukuh Paruk merupakan novel karya Ahmad Tohari yang berbentuk novel trilogi ronggeng dukuh paruk yang sangat menarik dan terkenal sampai saat ini. Baca Juga Sinopsis novel ronggeng dukuh parukUntuk itu disini gue akan memberikan unsur intrinsik novel ronggeng dukuh paruk karya Ahmad itu langsung saja berikut ini unsur intrinsik dari Novel Ronggeng Dukuh ParukUnsur Intrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk1. Tema Novel Ronggeng Dukuh ParukTema yang menonjol dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yaitu bertemakan cinta, budaya, dan adat istiadat. Di mana novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tentang adat istiadat dan kebudayaan dari sebuah dukuh yang ada di Banyumas yang bernama Dukuh Paruk yang kondang dengan ronggengnya. Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk juga diselipkan kisah cinta asmara sang ronggeng Srintil yang merupakan tokoh utama dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang menjalin kisah cinta dengan pemuda bernama Alur Novel Ronggeng Dukuh ParukAlur dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk menggunakan alur maju tetapi kadang-kadang disertai flashback yang menceritakan kisah masa lalu, seperti yang menceritakan tentang malapetakan tempe bongkrek sebelas tahun yang Tokoh dan Penokohan Novel Ronggeng Dukuh Paruka. SrintilSrintil kecil - CentilâYa, benar. Engkau sangat cantik sekali sekarang.â ujar Warta. âSeperti seorang ronggeng?â tanya Srintil lagi. Gayanya dewasa- PemilihâAku benci, benci. Lebih baik ku berikan padamu. Rasus, sekarang kamu tak boleh menolak seperti kamu lakukan tadi siang. Disini bukan perkuburan. Kita takkan kena kutuk. Kau mau, bukan?â- Penyayang"Terbukti dari kasih sayang Srintil kepada Goder, anak Tampi yang ia angkat menjadi anak nya"âKeluar dari rumah orang tua aku nya Srintil merasakan suatu hal yang baru; begitu dekat dengan dirinya sendiri. Aku nya sepenuhnya dalam genggaman nya. Aku nya yang terdiri atas dirinya sendiri & seorang bayi dalam pelukan. Hangat tubuh Goder yg melekat didadanya menjadi kehangatan pertama bagi sebuah semangat baru yangg mulai melembaga dlm jiwa Srintilâ- Suka menolongDengan kesediaan Srintil menjadi gowok untuk Waras, agar jiwa kelelakiannya Waras muncul. âNyai, sekarang ajari aku bagaimana menjadi gowok. Ajari aku!â.-Mudah PercayaSrintil percaya jika Pak Bajus, menyukainya dan ingin menjadikan Srintil sebagai istrinya Pak Bajus. Namun dugaan Srintil salah, karena Pak Bajus mendekati Srintil hanya ingin menjualnya kepada Pak Blegur.âAnu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pak Blegur. Percayalah, dia orangnya baik. Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepadanya, beberapa pun harganya , akan dia kabulkan. Nanti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temailah dia, Srin.âb. RasusRasus kecil-Tidak sabaranâSudah-sudah. Kalian tolol,â ujar Rasus tak sabar. â-Cerdik âKita kencingi beramai-ramai pangkal batang singkong ini. Kalau gagal juga, sungguh bajingan.â-EmosionalâKartareja memang bajingan. Bajindul buntung,â jawabku, mengumpat dukun ronggeng dewasa-PendendamâMemang Dukuh Paruk memberi kesempatan kepada ku mengisi bagian hati yangg kosong dengan seorang perawan kecil bernama Srintil. Tidak lama, karena sejak peristiwa malam bukak klambu Srintil di seret keluar dari dalam hati ku. Dukuh Paruk bertindak semena-mena kepadaku. Aku bersumpah takkan memaafkan nyaâPemberaniâMengecewakan. Kopral Pujo tidak lebih berani daripadaku. Pada saat itu dia tidak bisa mengambil keputusan. Jadi akulah yang mengambil prakarsa.âc. Warta teman rasus kecil-PamrihâYa, kita berhenti dulu. Kita hanya akan bermain lagi kalau Srintil berjanji memberi kami upahâd. Darsun teman rasus kecil-Suka meremehkanâair?â ejek Darsun, anak ketiga. âDi mana kau dapat menemukan air?âe. Sakaraja Kakek Srintil dan Nyi Sakaraja Nenek Srintil- PenyayangâAkan kukatakan Srintil tinggal dirumah Kartareja, tiga rumah ke timur dari sini. Tapi jangan kalian apa-apakan dia. Sungguh. Srintil cucu tunggal kami. Ambil hartanya, tapi jangan cederai dia.âf. Kartareja Dukun Ronggeng- LicikâJangan keliru! Yang asli buat Sulam. Lainnya buat Dower.â Kata Kartareja. Istrinya tersenyum. Walaupun tidak selicik Kartareja, tetapi perempuan itu sudah dapat menduga ke mana maksud tindakan Nyi Kartareja-LicikDengan membantu kelicikan sang suami.âSuami-istri Kartareja masuk ke bilik mereka sendiri. Di sana pasangan tua itu bergurau. Sebuah ringgit emas, 2 rupiah perak, dan seekor kerbau sudah hampir dinganâh. Sakum Penabuh calung yang buta- HebatâSakum, dengan mata buta mampu mengikuti secara saksama pertunjukan ronggeng. Seperti seorang awas, Sakum dapat mengeluarkan seruan cabul tepat saat ronggeng menggerakkan pinggul ke depan dan ke belakangâi. Santayib ayah Srintil- Tidak bertanggung jawab dan tidak ingin disalahkanâBajingan! Kalian semua bajingan tengik! Betapa pun bongkrekku tak bersangkut-paut dengan malapetaka ini. Lihat! Akan kutelan bongkrek ini banyak-banyak. Kalau ini benar ada racunnya, pasti aku akan segera sekaratâj. Istri Santayib Ibu Srintil- SetiaDengan ikut memakan tempe bongkrek beracun, seperti suaminya.âDia menoleh istri nya yang semula berdiri di sampingnya, ikut mengunyah bongkrekâk. Dower- GigihSambil mengusap wajahnya yang berkeringat, Dower membuka pembicaraan. âAku datang lagi kek. Meski bukan sekeping ringgit emas yang ku bawa, ku harap engkau mau menerimanyaâl. Sulam- PerasaâSebuah pertanyaan yang menghina, kecuali engkau belum mengenaliku. Tentu saja aku membawa ringgit emas itu. Bukan rupiah perak, apa lagi se ekor kerbau seperti anak pecikalan iniâ Ujar sulam sambil melirik ke arah Sersan Slamet- Baik hati & tidak memandang rendah orang lainâSiapa saja yang punyai cukup tenaga serta kejujuran, dapat melaksanakan tugas sebagai tobang. Tentang tenaga, aku sudah merasa pasti engkau memiliki dengan cukup. Kejujuranmu sudah terpancar dari wajah dan sinar mata mu sendiri. Jadi aku merasa pasti pula kau mampu menjadi seorang tobangân. Kopral Pujo- PenakutâSeharusnya begitu tetapi jangan gila. Hanya ada sepucuk senjata pada kita. Pada mereka ada limaâ ujar Koral Pujo saat melihat para perampok. âJadi bagaimana? keputusan harus segera kita ambil.â ucap Rasus. âNanti dulu. Aku mau kencingâ jawab Kopral Waras- Seperti anak kecilâKalau begitu dimana Emak tidur? Dipan itu tidak muat untuk tidur bertiga. Eh, tetapi kita bisa menggelar tikar di lantai. Kita tidur bertiga. Aku ditengah. Emak dan kamu dipinggir. Wah, hebat, kan?âp. Sentika Ayah Waras- PenyayangâDan tayuban itu khusus bagi si Waras, anak ku yang lelaki satu-satunya ituâq. Nyi Sentika Ibu Waras-PenyayangâNyai Sentika memeluk dan mengelus Srintil dengan rasa sayang melebihi rasa terhadap anak kandungnyaâr. Pak Bakar- JahatâAh, tidak sejauh itu. Biarkan papan itu terpasang di sana. Aku takkan mengambilnya. Siapa pun tidak boleh menyingkirkannya. Siapa yang berbuat begitu pasti akan menghadapi kemarahan pemuda-pemuda ku. Nah, kalian tidak ingin melihat kerusakan, bukan?âs. Marsusi- PendendamâTentu saja aku ingin membalasnya, bahkan melenyapkannya. Aku tahu betul Srintil menerima semua laki-laki yang datang sebelum diriku demi uang yang tak seberapa atau demi satu dua gram emas. Tetapi dia menampikku, padahal seratus gram kalung emas berbandul berlian yang ku sodorkan kepadanya. Mau disebut apalagi kalau bukan penghinaan yang sebesar-besarnyaâ- LicikâDi belokkannya motornya ke kiri, masuk ke jalan kecil yang menuju daerah perkebunan karet Wanakeling. Ketika barang yang sangat di inginkannya sudah berada di tangan, mengapa tidak langsung membawanya pulang ke rumahâ t. Pak Bajus Orang proyek dari Jakarta- Licik, pembohong, dan penipuPak Bajus awalnya mendekati Srintil hingga Srintil dan orang orang percaya bahwa pak Bajus orang yang baik dan ingin menjadikan Srintil sebagai istrinya. Namun semua itu hanya tipuan semata.âAnu, Srin. Kamu sudah kuperkenalkan kepada Pak Blegur. Percayalah, dia orangnya baik. Aku yakin bila kamu minta apa-apa kepadanya, beberapa pun harganya , akan dia kabulkan. Nanti dia akan bermalam di sini. Temanilah dia. Temailah dia, Srinâu. Pak Blegur Atasan Pak Bajus- BaikâYa, berilah dia kesempatan mencapai keinginannya menjadi seorang ibu rumah tangga. Masih banyak perempuan lain yang dengan sukarela menjadi objek petualangan. Jumlah mereka tak akan berkurang sekali pun Srintil mengundurkan diri dari dunia lamanyaâ- Tidak tegaanâMemang kamu tahu siapa aku. Aku yang senang bertulang. Tetapi entahlah, aku tidak tega memakai SrintilâBaca Juga Analisis novel ronggeng dukuh paruk4. Setting Novel Ronggeng Dukuh Paruka. Latar Tempat Novel Ronggeng Dukuh ParukDukuh ParukâDengan daerah pemukiman terdekat, Dukuh Paruk hanya dihubungkan oleh jaringan pematang sawah, hampir dua kilometer pajangnya. Dukuh paruk, kecil dan menyendiri. Dukuh paruk yang menciptakan kehidupannya sendiriâDi tepi kampungâDi tepi kampung, tiga anak laki-laki sedang bersusah payah mencabut sebatang singkongâMakamâTengah malam Sakarya keluar menuju makam Ki Secamenggala. Laki-laki itu menangis seorang diri disanaâRumah KartarejaâAku sendiri hanya maju beberapa langkah dan berteduh di emperan rumah KartarejaâDesa DawuanâDawuan, tempatku menyingkir dari Dukuh Paruk, terletak di sebelah kota kecamatanâPasar DawuanâDi pasar Dawuan pula suatu kali aku dapat melihat Srintil yang datang berbelanja dengan Nyai KartarejaâRumah Batu / Markas tentraâPekerjaan ku mulai. Peti-peti logam serta barang berat lainnya kuangkat di atas pundak dan kubawa ke sebuah rumah batu yang ternyata telah dipersiapkan sebagai markas tentaraâRumah nenek RasunâSelagi orang-orang Dukuh Paruk mengerumuni rumah Kartareja, aku duduk berdekatan dengan Srintil di beranda rumah nenekku sendiriâWarung lontongâPerempuan-perempuan itu memperhatikan Srintil memasuki warung penjual lontong. Di sana Srintil duduk satu lincak bersama perempuan pemilik warungâLapangan Kecamatan DawuanâPerayaan Agustussan tahun 1963 itu dimulai dengan upacara pagi hari di lapangan kecamatan DawuanâAlaswangsalâHampir tengah hari ketika rombongan dari dukuh paruk memasuki kampung Alas wangsalâKantor polisiâSampai di depan kantor yang di tuju Kartareja berhenti termangu. Jelas sekali keraguannya. Tapi Srintil terus melangkahâb. Latar Waktu Novel Ronggeng Dukuh ParukMusim KemarauâNamun kemarau belum usai. Ribuan hektar sawah yang mengelilingi Dukuh Paruk telah tujuh bulan kerontangâSebelas tahun silamâSebelas tahun yang lalu ketika Srintil masih bayi. Dukuh Paruk yang kecil basah kuyup tersiram hujan lebatâ Agustus Tahun 1963âPerayaan Agustussan tahun 1963 itu dimulai dengan upacara pagi hari di lapangan kecamatan DawuanâTahun 1964âTetapi pada tahun 1964 itu, ketika paceklik merajalela di mana-mana, ronggeng Dukuh Paruk malah sering naik pentasâFebruari Tahun 1966âTengah malam Februari 1966 di sebuah kota kecil di sudut tenggara Jawa Tengah. Kegelapan yang mencekam telah berlangsung setengah tahun lamanyaâTahun 1970âMemasuki tahun 1970 kehidupan di wilayah Kecamatan Dawuan berubah gemuruh oleh deru truk-truk besar berwarna kuning serta buldoser dari berbagai jenis dan ukuranâc. Latar Suasana Novel Ronggeng Dukuh ParukHaruâSeorang perempuan mengisak. Rasa harunya setelah melihat Srintil menari menyebabkan air matanya menetesâTegangâKang, orang-orang itu geger. Banyak tetangga yang sakit dan pingsan. Ini bagaimana, Kang?âSedihâLaki-laki itu menangis seorang diri di sana. Dalam kesedihan nya yang amat sangat, Sakarya mengadukan malapetaka yang terjadi kepada moyang orang Dukuh ParukâTegang dan mencekamâIrama calung kembali menggema. Tetapi suasana jadi mencekam. Semua orang percaya akan kata Sakarya bahwa Kartareja sedang di rasuki arwah leluhur. Maka mereka mundur dalam suasana tegangâKecewaâDalam wawasan ini, Srintil tidak bisa melihat beda antara dua wajah laki-laki itu. Semuanya mengecewakanya, semua merangsang Srintil membuat suatu perhitunganâ5. Sudut Pandang Novel Ronggeng Dukuh Paruka. Bagian I Catatan Buat EmakSudut Pandang Orang PertamaNovel Ronggeng Dukuh Paruk bagian 1 menggunakan sudut pandang orang pertama, karena menggunakan kata âAkuâ, yang di mana tokoh âAkuâ adalah Rasus.âAku sendiri, kata nenek, selamat secara kebetulanâb. Bagian II Lintang Kemukus DinihariSudut Pandang Orang KetigaNovel Ronggeng Dukuh Paruk bagian 2 menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan kata âDia, -nya, dan penyebutan nama tokohââSrintil cepat bangkit dan menoleh ke belakang. Didapatinya dirinya tak berteman di dalam bilik yang lenggang itu. Mula-mula ia menduga, atau berharap, rasus masih berada di sekitar rumah, sedang berhajat di belakang misalnyaâc. Bagian III Jentera BianglalaSudut Pandang Orang KetigaNovel Ronggeng Dukuh Paruk bagian 3 menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena menggunakan kata âDia, -nya, dan penyebutan nama tokohââDan Rasus yang dikawal Sersan Pujo mengayunkan langkah pertama menginjakkan kaki diatas tanah kelahirannyaâ6. Gaya Bahasa Novel Ronggeng Dukuh ParukDi dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk ini ada beberapa yang menggunakan bahasa Jawa dan mantra-mantra jawa yang tidak ada terjemahannya. Seperti kata-kata Niyatingsun matak aji pamurung, Hadi aing tampean aing cikaruntung nantung, Ditaburan boeh sna, manci rasa marang, Srintil marang Rasus, Kene wurung kana wurung, pes mimpes dening, Eyang Secamenggala7. Amanat Novel Ronggeng Dukuh ParukDi dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk pengarang ingin menyampaikan bahwa jangan melihat orang dengan sebelah mata, namun lihat orang dari dalamnya. Juga jangan mudah dibodohi dan terhasut orang lain. Untuk itu ikutilah perkembangan jaman agar tidak mudah dibodohi oleh orang itulah unsur intrinsik singkat novel Ronggeng Dukuh Paruk yang mungkin bisa membantu kalian untuk menanbah pengetahuan atau mengerjakan tugas untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh novel ronggeng dukuh paruk untuk mengetahui kisah lengkapnya yang memiliki cerita yang menarik dan patut di ikuti. Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari juga sudah di adaptasi menjadi film yang berjudul Sang cintaningmega blogspotBaca Juga Unsur Intrinsik Novel Layar terkembang karya Sutan Takdir AlisjahbanaMakalah Tentanag Segitiga BermudaUnsur Ekstrinsik Novel Ronggeng Dukuh Paruk
Berdasarkanhasil penelitian dapat disimpulkan: (1) ada keterjalinan antarunsur intrinsik dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk; (2) pandangan dunia Ahmad Tohari dalam novel Orang-orang Proyek dan trilogi Ronggeng Dukuh Paruk adalah pandangan humanisme universal yang terdiri dari pandangan religius, kesenian, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan nilai moral
Thepurpose of the study is to describe figurative language of the novel Ronggeng Dukuh Paruk's (RDP) stylistics form and to express the function and purpose of Struktur novel dengan segala sesuatu yang dikomunikasikan, menurut Fowler (1977: 3), selalu dikontrol langsung oleh manipulasi bahasa pengarang. Demi efektivitas pengung-
BukuAudio pertama di Indonesia. Karya Ahmad Tohari berjudul \'\'Ronggeng Dukuh Paruk, terdiri dari tiga novel, yaitu Catatan buat Emak, Lintang Kemukus RONGGENG DUKUH PARUK (Buku Pertama Dari Trilogi) Ahmad Tohari KEMARAU di kawasan Banyumas, Jawa Tengah, pada masa kini mungkin tidak lagi
PerbandinganPenanda Referensial dalam Trilogi Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari: Suatu Kajian Analisis Wacana Dodik Murdiyanto Laksmana Putra1, Teisar Arkida2, Sumarlam3 Struktur novel dengan segala sesuatu yang dikomunikasikan, menurut Fowler (1977:3), selalu dikontrol langsung oleh manipulasi bahasa pengarang. Demi
dCEaa. 9oka2ggbff.pages.dev/1049oka2ggbff.pages.dev/3799oka2ggbff.pages.dev/1509oka2ggbff.pages.dev/2259oka2ggbff.pages.dev/219oka2ggbff.pages.dev/359oka2ggbff.pages.dev/3409oka2ggbff.pages.dev/69oka2ggbff.pages.dev/304
struktur novel ronggeng dukuh paruk